Pengunjung Masjid
Ikhwan yang sering berkumpul di masjid terkadang kurang memperhatikan orang-orang yang datang untuk melaksanakan shalat. Mereka mengira bahwa hal ini menyalahi kebiasaan kampung setempat, maka mereka pun tidak menyambut hangat kehadiran orang-orang itu dan tidak pula mengucapkan salam kepada mereka.
Boleh jadi tidak mengucapkan salam merupakan tradisi penduduk kampung, karena jumlah mereka sedikit dan sudah saling mengenal. Namun di kota-kota besar jumlah orang yang melakukan shalat amat banyak. Dengan sikap seperti ini para pemuda telah menyia-nyiakan kesempatan untuk berkenalan, khususnya di masjid. Bukankah kita telah belajar agar member salam kepada siapapun, baik yang kita kenal maupun tidak.
Para imam masjid dan orang-orang yang mengurus masjid, terutama para aktivis dakwah, hendaknya gemar berkenalan dan menarik simpati, khususnya ketika di masjid. Shalat berjamaah di masjid mendapatkan pahala dua puluh tujuh kali lipat dibanding shalat sendirian. Demikian itu agar diantara kaum muslimin terjalin saling mengenal.
Sebagian pemuda, ketika mendapat nikmat hidayah dari Allah lalu pergi ke masjid untuk pertama kalinya, merasa terasing. Perasaan itu semakin bertambah bila sebagian jamaah menatapnya dengan dingin dan masa bodoh. Seharusnya mereka menyambutnya dengan perasaan senang, mesra, dan berseri-seri, hingga ia segera menyatu dengan mereka dengan penuh ketulusan hati.
Beberapa tahun yang lalu, pernah seorang pengurus masjid mengusir anak-anak ketika memasuki masjid. Ia menyangka bahwa anak-anak itu hanya akan mengganggu orang yang sedang melakukan shalat dengan kegaduhan dan teriakan-teriakan suaranya. Orang yang mengusir anak-anak dari masjid itu lupa bahwa masjid adalah satu-satunya tempat utnuk mencetak geneasi harapan masa depan dengan aqidah yang benar, ibadah yang lurus, akhlak yang mulia, kejantanan, dan keberanian. Seharusnya mereka menyambut anak-anak itu dan mengarahkannya dengan baik. Boleh jadi Allha SWT menjadikan sebagian dari mereka kekayaan bagi islam.
“Sesungguhnya bila Allah member hidayah kepada seseorang karena Anda maka itu lebih baik lagi bagi Anda daripada unta merah.” Salah seorang akh berkata kepadaku,”Ketika saya masih belajar di sekolah dasar dulu, saya sempat mengira bahwa orang yang masuk mesjid harus membeli tiket terlebih dahulu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar