Selasa, 04 Januari 2011

untuk siapa yah ??



Pelataran gedung itu tampak ramai dengan beberapa kelompok orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Bisa dipastikan mereka adalah para mahasiswa. Biasalah…aktivis kampus yang katanya agent of change…Aktivis yang siap bekerja dan berkorban untuk rakyat. Tak asing lagi bagi kita mendengar teriakan mereka-biasanya kalo lagi demo nih-“Hidup Mahasiswa. Hidup Rakyat”! Benarkah teriakan-teriakan itu ????
Di sisi lain, tampak beberapa mahasiswa yang penampilannya agak beda dengan yang lain(sedikit ji bedanya). Aktivis Islam. Sama halnya dengan yang tadi, ingin mengadakan sebuah kegiatan, tepatnya diskusi. Yah…begitulah aktivis. Apalagi aktivis pergerakan. Diskusi, diskusi, dan diskusi. Sepertinya sudah mendarah daging bagi mereka dengan yang namanya diskusi.
Jam 16.00 lewat. Namun yang hadir dalam diskusi itu hanya sedikit, hanya sepersekian jika dibandingkan dengan kader-kader yang sudah terekrut. Diskusi, ajang tukar pendapat dengan mengangkat sebuah tema yang akan dibahas, dengan harapan akan memberikan sebuah solusi. Tapi jika melihat kondisi seperti itu, akan sangat tidak maksimal. Ke manakah yang lain, para kader-kader yang katanya adalah seorang aktivis??? Yang katanya siap membela rakyat??? Dan yang katanya lagi siap menuntaskan perubahan???
Oh iya. Salah satu tips sehat adalah berpositif thinking. Ada benarnya juga. Menurutku. Tapi jika kondisi seperti itu selalu terulang, bahkan mungkin lebih parah lagi, termasuk hanya sedikit yang konfirmasi ketidakhadiran, apa mungkin akan terus berpositif thinking??? Yah…mungkin saja. Tapi sepertinya sulit. Jika memang benar bahwa berpositif thinking itu akan menjadikan kita sehat, namun melihat keadaan seperti itu, maka mungkin saja sudah banyak orang yang sakit.
Seperti itulah keadaan sekarang. Jika melihat database kader, Subhanallah...banyaknya. Tapi ketika tiba pada moment-moment yang menantikan kontribusi mereka, sepertinya jumlah yang sekian banyaknya itu tak ada  artinya sama sekali. Kalo difikir-fikir, tak perlu jumlah yang banyak, asalkan punya semangat dan kemauan kerja yang besar. Mantan  Presiden kita saja, bapak Sukarno, hanya meminta sepuluh pemuda, yang dengan sepuluh pemuda itu beliau akan menggemparkan Indonesia.  Sementara kita ?? Kalo saja dengan jumlah kita yang banyak ini, sama-sama bergandengan tangan, bukan saja Indonesia yang akan kita gemparkan, tapi planet ketiga akan kita buat tercengang. Hehehe… Lebay Mode On…
Kita lanjutkan lagi.
Ada yang mengatakan bahwa ikhwa sementara berevolusi. Sayap-sayap dakwah akan patah satu persatu. Mengapa? Katanya. Karena tak ada lagi kader yang militan. Hemmm…. Ada benarnya juga. Sekali lagi, menurutku. Malah ada yang bilang, kader sekarang kader yang manja. Kader cengengesan. Kader yang banyak mengeluh. Yah, tidak semuanya sih. Hanya sebagian, sebagian kecil, mungkin termasuk saya. Entah siapa yang mesti disalahkan. Salah tarbiyahnya, salah sistemnya, salah orangnya, salah kaderisasinya, atau salah yang lainnya ??? Intinya begini, terjadi penurunan kader. Degradasi kader, kata seorang ikhwa.
Untuk membangun sebuah fakultas madani, kampus madani, dan Indonesia madani, kalau perlu sih, dunia madani, ckckckck…diperlukan yang namanya amal jama’i. Amal jama’i diperoleh dari mana ? diperoleh dari sekumpulan orang-orang yang satu visi satu misi satu tujuan satu langkah satu semangat dan satu yang lainnya. Tak perlulah dalam ruang lingkup yang besar dulu, kita terapkan dalam hal-hal yang kecil. Pernah ada, dalam sebuah kegiatan, beberapa ikhwan disuruh angkat perlengkapan, eh yang satunya malah pergi dengan tangan kosong, pake senyum-senyum lagi…hemmm
Itulah salah satu penyakit kita, yang masih menggerogoti beberapa saudara-saudara kita, tidak menutup kemungkinan penulis juga tertular. Entah pake obat apa untuk memulihkannya. Ataukah mungkin kita kembali bertanya pada diri kita sendiri,” Benarkah Aku Seorang Aktivis, Seorang Kader Tarbiyah?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar